Pengembangan
Sistem Dan Pelaksanaan Pelacakan Lulusan
Universitas
Pendidikan Indonesia Periode 2009-2012
Disajikan
dalam International Conference on Experience with Link and Match
in Higher Education and Workshop and Training on Indonesia National Tracer
Study Network
Di Sanur
Paradise Plaza Hotel Bali, Indonesia 22-25 Oktober 2012
Oleh:
Tim Tracer Study
A. Latar Belakang
UPI menargetkan bahwa pada
tahun 2025 dapat menjadi Universitas Pelopor dan Unggul dalam Bidang Pendidikan (A Leading
and Outstanding University in Education) di tataran Asia. Kepeloporan
dan keunggulan tersebut terletak pada
kreativitas dan produktivitas yang dimiliki oleh sivitas akademika yang proses dan hasilnya dikawal dengan sadar mutu dan prilaku mutu tinggi. Dalam bingkai
visi ini, bidang pendidikan memperoleh perhatian sangat khusus, mengingat
kekuatan dan jati diri UPI yang sesungguhnya memang berkisar pada bidang
pendidikan. Namun demikian, disiplin dan
bidang keilmuan lain tetap dikembangkan dengan sungguh-sungguh sehingga
memberikan kontribusi signifikan terhadap penguatan disiplin ilmu pendidikan dan pendidikan disiplin ilmu
(cross-fertilization principle).
Dengan demikian, kepeloporan dan keunggulan tercermin pula dalam konsep
pengembangan keilmuan yang
dilakukan di lingkungan UPI. Visi
Pelopor dan Unggul menyiratkan tekad kuat dari seluruh sivitas untuk menjadikan
UPI sebagai lembaga pendidikan tinggi mampu memberikan inspirasi dan menjadi
rujukan perumusan kebijakan pendidikan nasional.
Dalam upaya mencapai visi Pelopor dan
Unggul, UPI merumuskan empat misi sebagai berikut: (1) menyelenggarakan
pendidikan disiplin ilmu pendidikan, pendidikan disiplin ilmu, dan disiplin
ilmu lainnya yang berkualitas, berdaya
saing global, dan relevan dengan tujuan pendidikan nasional; (2) menyelenggarakan
penelitian untuk mengembangkan teori-teori dan praktik-praktik pendidikan, serta keilmuan lain yang inovatif
dan berakar pada kearifan lokal; (3) mengembangkan pendidikan profesional guru
yang terintegrasi dalam pendidikan akademik dan profesi untuk semua jalur dan
jenjang pendidikan; dan (4) menyebarluaskan pengalaman dan temuan-temuan
inovatif dalam disiplin ilmu pendidikan, pendidikan disiplin ilmu, dan disiplin
ilmu lain demi kemajuan masyarakat (UPI, 2010: 15-16).
Mengacu pada visi dan misi di atas,
dalam lima tahun ke depan UPI akan melakukan upaya
pengembangan dengan berfokus pada enam bidang pengembangan, di antaranya adalah
kebijakan peningkatan citra, kemitraan, dan internasionalisasi. Kebijakan ini
menaungi sembilan program, salah satunya
adalah peningkatan kerja sama dengan pengguna lulusan untuk meningkatkan
relevansi dan memperpendek masa tunggu alumni. Mengacu kepada kebijakan
tersebut, UPI mempunyai komitmen yang kuat melakukan penelusuran lulusan
sebagaimana tertulis dalam surat pernyataan rektor dan digariskan dalam kebijakan
anggaran. Hasil Tracer Study (TS) yang
diselenggarakan secara kontinu serta sesuai dengan sistem dan standar, sangat
bermanfaat sebagai balikan bagi UPI dalam meningkatkan relevansi serta
efisiensi internal dan eksternal pendidikan karena TS merupakan penelitian mengenai situasi
alumni khususnya dalam hal pencarian kerja,
situasi kerja, dan pemanfaatan pemerolehan kompetensi selama kuliah di universitas (Syafiq, 2012: 1). Lebih lanjut dijelaskan oleh
Syafik bahwa di negara-negara maju,
studi pelacakan jejak alumni adalah studi utama yang telah dilaksanakan secara sistematis, institusional, dan terus menerus. Maka tidak heran
jika perguruan tinggi di negara maju diakui relevansi
keberadaannya karena mereka terus-menerus melakukan evaluasi diri antara lain melalui TS. Manfaat TS tidaklah terbatas pada perguruan
tinggi saja, tetapi lebih jauh
lagi dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan (link) antara dunia pendidikan tinggi dengan dunia
kerja.TS dapat menyajikan informasi mendalam dan rinci mengenai
kecocokan kerja baik horisontal (antar berbagai bidang ilmu) maupun
vertikal (antar berbagai strata pendidikan).
Dengan demikian, TS dapat ikut membantu
mengatasi permasalahan kesenjangan kesempatan kerja dan upaya
perbaikannya.Bagi universitas, informasi mengenai kompetensi yang relevan bagi dunia
kerja dapat membantu upaya perbaikan kurikulum dan sistem pembelajaran. Di sisi
lain, dunia industri dan dunia kerja dapat melongok ke dalam instistusi
pendidikan tinggi melalui TS, dan dengan
demikian dapat menyiapkan diri dengan menyediakan pelatihan-pelatihan yang
lebih relevan bagi sarjana pencari kerja baru.
Sangat disayangkan, kegiatan TS yang sangat penting
bagi perbaikan sistem dan pengembangan pendidikan tinggi itu, di UPI belum dilakukan secara komprehensif,
kontinu, dan institusional pada tataran universitas. Selama ini,
kendati ada beberapa Prodi di UPI yang telah melakukan kegiatan TS namun desain
dan metode TS yang mereka gunakan sangat bervariasi. Hasilnya pun belum dapat
digunakan secara optimal untuk kepentingan pengambilan kebijakan mutu pada
tingkat universitas. Sehubungan itu, diperlukan TS yang dilaksanakan menggunakan disain dan
metodologi yang standar sehingga hasilnya dapat dijadikan banchmark. TS UPI yang dilaksanakan sesuai standar diharapkan dapat
menyediakan informasi untuk kepentingan evaluasi hasil pendidikan tinggi di UPI
dan selanjutnya dapat digunakan untuk penyempurnaan dan penjaminan kualitas
UPI. Di samping itu diharapkan diperoleh
informasi tentang hubungan antara UPI dan dunia kerja profesional, menilai
relevansi pendidikan di UPI, informasi bagi para stakeholders, kelengkapan persyaratan bagi akreditasi UPI oleh
Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), juga merupakan kelengkapan
dalam dokumen Evaluasi Diri (Dirjen Dikti Kemdikbud, 2012).
Hingga saat ini, UPI pun belum
melaksanakan TS pada level universitas secara sensal dan komprehensif dengan
menggunakan desain dan metodologi standar. TS yang telah dilakukan adalah oleh
Prodi dengan menggunakan teknik sampling karena kesulitan menarik partisipasi
semua lulusan dalam kegiatan TS secara sensal. Prodi biasanya melakukan TS
menjelang kegiatan akreditasi dan hasilnya pun baru untuk kepentingan
akreditasi semata. TS yang dilakukan masing-masing Prodi di suatu fakultas,
hasilnya diakumulasi menjadi hasil TS fakultas. Hasil akumulasi TS oleh setiap
fakultas selanjutnya diakumulasi lagi menjadi TS universitas.
Kendati demikian, ada beberapa pengalaman
pelaksanaan TS yang dapat dijadikan good
practices meskipun masih relatif terbatas pada beberapa Prodi, misalnya
diperolehnya umpan balik dari lulusan dan dunia kerja mengenai adaptibilitas
lulusan di lingkungan kerja, makin eratnya komunikasi lulusan dengan Prodi,
meningkatnya permintaan lulusan untuk berpartisipasi dalam berbagai pelatihan
profesi dan jasa keprofesian, dan terpetakannya sebaran lulusan. Secara
internal, keanekaragaman sistem TS yang dilakukan oleh setiap Prodi dengan
berbagai dampak pengiringnya, terbukti menimbulkan kesadaran baru pada seluruh
civitas akademika untuk memikirkan dan merancang sistem TS yang sesuai standar
dan dilakukan pada tingkat universitas. Kesadaran bersama ini telah membangun
sinergi berbagai unsur untuk terlibat dalam tim pelaksana TS tingkat
universitas. Untuk mengkoordinasikan dan mewadahi semangat kebersamaan ini,
maka Rektor UPI menunjuk Kepala Unit Pelaksana Teknis Layanan Bimbingan dan
Konseling (UPTLBK) dan sekaligus menetapkan unit ini sebagai sekretariat
pelaksanaan kegiatan TS tahun 2012. UPTLBK ditetapkan sebagai lembaga pelaksana
kegiatan TS dengan pertimbangan bahwa unit ini memiliki tugas antara lain
memberikan layanan bimbingan karir kepada semua mahasiswa dan alumni UPI.
Selain itu, sumber daya yang terlibat di UPTLBK berasal dari berbagai Prodi di
lingkungan UPI sehingga koordinasi akan relatif lebih mudah dilakukan.
Upaya TS tingkat UPI dilakukan mengingat pelaksanaan TS seperti
selama ini dilakukan beberapa Prodi di lingkungan Universitas Pendidikan
Indonesia, dapat menimbulkan rendahnya validitas hasil, sehingga diperlukan TS dengan sistem,
desain, metode, instrumen, dan prosedur
standar sehingga dapat memberikan data yang andal. Untuk itu diperlukan
strategi TS yang memungkinkan semua lulusan berpartisipasi sebagai responden
secara cepat, mudah, dan efisien. Salah satunya adalah dengan pengembangan
sistem dan pelaksanaan TS yang sesuai dengan standar, baik standar Ditjen Dikti
maupun standar internasional yang diberlakukan pada universitas kelas dunia,
dengan menggunakan mengoptimalkan fasilitas, kapasitas, dan fungsi ICT secara
optimal.
B.
Pengembangan Sistem Pelacakan Lulusan UPI
1. Desain
Pengembangan Sistem Pelacakan Lulusan
UPI
Studi
ini adalah pengembangan sistem dan pelaksaanaan TS di UPI. Sistem TS ini mencakup
organisasi/kelembagaan yang akan melaksanakan kegiatan, metode serta instrumen
dan infrastruktur pendukung, mekanisme umpan balik, dan pemanfaatan hasil oleh
pihak pemangku kepentingan. Desain penelitian yang digunakan adalah cross
sectional karena hanya dilakukan satu kali pengumpulan data kepada semua
lulusan UPI tahun 2009-2012 secara sensal. Mengingat studi ini berupa pengembangan sistem TS maka
metode penelitian yang digunakan adalah research and development (R&D).
Mengacu pada prosedur R&D yang dikemukakan oleh Borg & Gall
(1989), maka langkah kegiatan yang ditempuh
dalam pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut.
1)
Analisis potensi dan masalah yang berkaitan
dengan pengembangan sistem. Ini dilakukan dengan mengkaji literatur, jurnal, dan evidensi ilmiah para peneliti
sebelumnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu pertama
bulan Juli 2012.
2)
Melakukan studi lapangan tentang sistem
dan penyelenggaraan TS yang ada atau dilakukan selama ini di PT dalam maupun
luar negeri. Kegiatan ini akan
dilaksanakan pada minggu kedua bulan
Juli 2012.
3)
Mendisain sistem dan penyelenggaraan TS berdasarkan
informasi yang diperoleh pada dua langkah sebelumnya. Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu ketiga
dan keempat bulan Juli 2012.
4)
Validasi sistem untuk menilai apakah
sistem yang dikembangkan secara rasional lebih efektif dari sistem yang telah
ada atau tidak. Ini dilakukan melalui FGD yang melibatkan para pakar TS. Luaran
dari kegiatan ini adalah deskripsi kekuatan dan kelemahan sistem berdasarkan judgement pakar. Kegiatan ini dilaksanakan
pada minggu pertama bulan Agustus
2012.
5)
Perbaikan sistem berdasarkan deskripsi
kelemahan sistem yang diperoleh pada langkah ke-4, maka selanjutnya direduksi
dengan cara memperbaiki sistem. Kegiatan
ini dilaksanakan pada minggu kedua
bulan Agustus 2012.
6)
Uji coba sistem secara terbatas melalui
kolaborasi dengan prodi dan fakultas tertentu di lingkungan UPI. Kegiatan ini dilaksanakan pada minggu kedua
dan ketiga bulan Agustus 2012.
7)
Revisi sistem berdasarkan masukan dan
umpan balik yang diperoleh selama uji coba terbatas. Penyempurnaan sistem
terutama ditekankan pada hal-hal yang mengganggu dan menghambat kelancaran
pelaksanaan sistem. Kegiatan ini akan
dilaksanakan pada minggu ketiga bulan
Agustus 2012.
8)
Ujicoba penerapan sistem pada lingkup
yang lebih luas, melibatkan alumni tahun 2009-2012. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan September 2012.
9)
Revisi sistem berdasarkan kekurangan dan
kelemahan yang ditemukan pada saat uji coba dalam kondisi yang sebenarnya pada
langkah ke-8. Kegiatan ini akan
dilaksanakan pada bulan September 2012.
10)
Desiminasi
sistem melalui seminar dengan mengundang pihak-pihak yang berkepentingan dengan
implementasi sistem. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Oktober
2012.
2. Desain
Kelembagaan dan Staffing
Sebagai lembaga yang
mengkoordinasikan dan mewadahi pelaksanaan TS, UPTLBK ini merupakan salah satu
UPT yang berada di bawah koordinasi Pembantu Rektor I (Bidang Akademik dan
Hubungan Internasional) dan Pembantu Rektor II (Bidang Kemahasiswaan dan
Kemitraan). Lembaga ini memiliki tugas utama mengembangkan kompetensi
kemandirian individu mahasiswa secara utuh, positif, dan komprehensif (UPTLBK,
2012: 7). Untuk menunjang tugas utama tersebut, dibentuk empat pusat layanan,
yaitu: (1) Pusat Layanan Pembelajaran dan pelatihan, (2) Pusat Layanan
Pengembangan Karir, (3) Pusat Layanan Konseling, dan (4) Pusat Layanan Tes dan
Dukungan Sistem. Secara lengkap struktur organogram dan deskripsi tugasnya
dapat dilihat pada lampiran 2.
Secara kelembagaan, UPTLBK ini
menjalankan fungsi layanan pribadi bagi mahasiswa dalam membentuk struktur utuh
layanan pendidikan tinggi di UPI bersama dengan layanan adminsitratif dan
layanan pembelajaran. Meskipun layanan pribadi mahasiswa ini tampak kurang populer
dibanding dua layanan pendidikan yang lain, namun sama-sama memiliki peran
strategis dalam membentuk lulusan UPI yang kompeten.
Dalam proses pengembangan Tracer Study melibatkan berbagai
pihak yang terkait, diantaranya tim inti yang di beri tugas oleh pimpinan
universitas, pembentukan tim pelaksana teknis, dan penyusunan rencana tindak.
Tim tersebut yang secara konsep dan operasional bertugas untuk menyelenggarakan
tracer study.
Pihak
yang terkait secara umum adalah : (1) Tim pengembang tracer study yang
ditunjuk berdasarkan surat tugas dari
pimpinan UPI. Tim ini bertugas untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan,
pengolahan pelaporan dan penyebaran hasil tracer study. (2) Tim Pelaksana
teknis. Tim ini bertugas untuk mengirimkan data PIN kepada alumni, melakukan
pengecekan secara berkala serta menghubungi alumni melalui telpon untuk
mengingatkan pengisian instrumen. (3) Tim pengembang Sistem IT. Tim ini dibawah
koordinasi Direktorat TIK UPI bertugas untu mengembangkan web alumni dan web
tracer di dalamnya, mengubah kuesioner menjadi online serta pemeliharaan dan
penyediaan database.
3.
Desain Instrumen dan Kebutuhan Sarana/Prasarana Penunjang
Kegiatan
Secara spesifik, pelaksanaan TS ini
ditujukan untuk menemukan bukti empirik dari para lulusan UPI tentang hal-hal
sebagai berikut.
1)
Karakteristik sosiobiografi, pendidikan,
dan pekerjaan sebelum kuliah
2)
Kegiaan pendidikan dan pengalaman
pembelajaran selama mengikuti kuliah
3)
Pencarian kerja dan transisi ke dunia
kerja
4)
Pekerjaan yang ditekuni saat ini
5)
Hubungan antara kompetensi yang diperoleh
selama studi dengan tuntutan dunia kerja
6)
Harapan lulusan terhadap lembaga
7)
Kepuasan lembaga/pihak pengguna lulusan
8)
Orientasi nilai kerja.
Dalam
jangka panjang, tujuan TS ini memberikan data akurat sebagai pijakan dalam
pengembangan mutu layanan pendidikan di UPI dalam upaya menyiapkan lulusan yang
memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan dunia kerja global. Pada gilirannya
nanti UPI diharapkan dapat meningkatkan efisiensi internal dan eksternal
pendidikan tinggi yang diselenggarakannya.
Mengacu
pada tujuan tersebut instrumen yang diperlukan adalah berupa format studi
dokumentasi, pedoman wawancara, dan kuesioner.
Format studi dokumentasi digunakan untuk mengidentifikasi identitas diri
lulusan yang diperoleh dari dokumen lulusan di fakultas dan Direktorat Akademik
UPI. Kuesioner digunakan untuk mengungkap sosiobiografis lulusan dan data utama
TS lulusan. Sedangkan Pedoman wawancara digunakan untuk melakukan cross check data apabila diduga adanya
inkonsistensi.
Instrumen
utama TS yang akan digunakan mengacu kepada rambu-rambu Dikti dan hasil
adaptasi dari UI. Alasannya adalah karena di Indonesia, saat ini UI adalah
pelopor dari revitalisasi TS di Indonesia yang sempat mengalami kevakuman selama kurang lebih satu
dekade. Keberhasilan penyelenggaraan TSUI 2010 sebelumnya
menjadikan UI sebagai ujung tombak pelaksanaan
tracer study tingkat universitas
di Indonesia dan berkontribusi
pada dunia tracer study secara internasional. Kerjasama telah dan terus
digalang dengan berbagai pihak, misalnya dengan pusat tracer study di Eropa, yaitu di Universitas Kassel, Jerman, juga dengan
pihak-pihak lain misalnya Kementerian Pendidikan Tinggi Oman yang juga sedang giat melaksanakan
tracer study (Syafiq, 2012: 1). Selain itu,
dalam rangka mendesain instrumen yang andal, dilakukan juga analisis terhadap
instrumen TS yang digunakan pada universitas berkelas dunia.
Kuesioner
yang dikembangkan minimal mengungkap kedelapan
hal tersebut. Kuesioner yang
dikembangkan sebagian berupa pertanyaan tertutup yang memungkinkan para
lulusan/responden memilih satu atau lebih jawaban yang telah disediakan dan
sebagian lagi berupa pertanyaan terbuka yang harus diisi secara naratif oleh
responden. Instrumen tersebut diharapkan dapat diakses dan diisi dengan mudah
oleh responden secara online.Untuk
itu perlu disediakan infrastruktur, sarana, dan prasarana berupa web hosting, domain, komputer
server dan PC workstation
khusus yang memadai disertai dengan pesawat telepon dan mesin facsimile. Untuk pengelolaan harian dan pembaharuan web secara berkala, diperlukan tenaga
teknis yang terlatih mengoperasikan mekanisme dan program TS sebanyak 4 (empat) orang.
C. Pelaksanaan
Pelacakan Lulusan (Tracer Study) UPI 2012
Untuk
keperluan TS ini target populasinya mencakup seluruh lulusan UPI dalam kurun
waktu empat tahun (multy cohort)
yaitu lulusan tahun 2009-2012 sebanyak 15.663 orang.
Target partisipasi subjek dalam kegiatan TS tahun 2012 ini minimal 30% dari
populasi. Pelacakan lulusan dilakukan
secara multimoda dengan menggunakan media telepon, e-mail, fax, atau langsung
tatap muka dan responden diwawancara atau mengisi sendiri kuesioner. Prosedur yang ditempuh adalah: (1)
menghubungi fakultas di lingkungan UPI untuk mengidentifikasi lulusan dan
mencocokannya dengan data Direktorat Akademik, (2) melakukan kontak dengan
setiap alumni untuk menjelaskan maksud TS dan meminta mereka berpartisipasi
dalam TS, (3) setiap lulusan diminta mengisi kuesioner TS dan mengirimkan
kembali kepada tim TS, (4) verifikasi, pengolahan, dan analisis data, dan (5)
penyusunan laporan TS.
Pelaksanaan
Tracer Study ( TS) UPI tahun ini juga dicoba menggunakan layanan ICT yang strategi
pengembangannya pada tahun 2012 dapat dilihat sebagai
berikut.
1. Prosedur Pengembangan
Gambar-1 : Alur Tracer
Study
Tim inti Tracer Study bertugas untuk melakukan kegiatan secara lengkap,
yaitu : (1) Analisis kebutuhan berdasar analisis kebijakan, keilmuan, dan
manajemen, (2) Pengembangan spesifikais kebutuhan, meliputi : identifikasi
sistem, infrastruktur, target user, dan prosedur teknis. (3) Programing dan
Integrasi ke sistem, yaitu pembuatan instruemn online, (4) Validasi Sistem,
meliputi kegiatan uji coba, validasi oleh pengguna dan expert. (5) Diseminasi
dan implementasi yang meliputi : pemeliharaan sistem, pemeliharaan jaringan,
server dan update data.
Tim pelaksana teknis bertugas untuk mengirimkan data,
memeriksa kelengkapan data dan tim pengingat (reminder) yang ditugaskan oleh lembaga
dan difasilitasi dengan sambungan alat komunikasi, misalnya handphone. Petugas
maintenance ICT bertugas untuk
pengembangan web hosting dan domain, mengkonversi questionare menjadi online
tracer serta pemeliharaan sistem dan databased. Secara lengkap dapat
digambarkan alur kegiatan tracer study UPI sebagai berikut :
Gambar-2: Alur Teknis Study
Kegiatan TracerStudy di UPI dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut : (1) pembuatan instrumen yang mengelaborasi dari berbagai unit
terkait, baik internal, maupun eksternal, diantaranya merujuk pada standar
Dikti, rujukan dari universitas banmaking, serta rumusan item yang menjadi ciri
khas UPI sebagai lembaga pendidikan. (2) Mengubah kuesioner menjadi data
digital untuk selanjutnya dibuat online. Dalam hal ini UPI menggunakan software
QITAFI, merupakan Salah satu perangkat lunak yang tidak memerlukan
lisensi yang digunakan dalam tracer study adalah QTAFI (Question Table and Figure) yang
dikembangkan oleh Martin Guist dari INCHER-Kassel, University of Kassel,
Jerman, yang dapat diakses di situs
http://www.qtafi.de. Namun, perangkat lunak lainnya dapat juga dipakai.
(3) Pembuatan hosting dan domain untuk menempelkan web online questionare oleh
Direktorat TIK, (4) Pembuatan dan penyebaran pasword/PIN kepada alumni melalui
email. Data yang digunakan untuk penyebaran alumni diambil dari data awal
update wisudawan. (5) Pengiriman data email kepada semua alumni, (5) Pengolahan
data dan analisis data dari kuestionare, serta (6) Sosialisasi data dalam
bentuk seminar, jurnal dan yang lainnya.
2. Keterlibatan
User dalam Pemanfaatan
ICT
a. Administrator
Administrator (admin) berfungsi sebagai
pengembang sistem, pengelola sistem, pemelihara (maintenance) dan
menjaga kehandalam sistem yang dibuat (security
system).
b. Reminder
Reminder adalah tim yang
ditunjuk oleh pengelola yang bertugas untuk mengakses sistem, mengecek
keberadaan data onlinetracer studi
yang masuk lalu mengakses alumni sebagai upaya
mengingatkan agar instrumen diisi dengan lengkap. Saat
ini tim reminder belum dapat berfungsi dengan optimal, mengingat keterbatasan
waktu untuk segera diadakan pelaporan kegiatan tracer kepada pihak terkait,
diantaranya Dikti. Saat ini penjaringan peserta tracer dijaring melalui
informasi media jejaring sosial, informasi langsung oleh Prodi/Fakultas kepada
alumninya.
c.
Alumni
(Target User)
Alumni adalah pengguna
akhir sebagai sasaran tracer studi, memiliki hak untuk mengakses
dengan autentifikasi yang diberikan oleh admin, tugasnya mengisi
angket secara online dan lengkap sesuai kesiapsediaannya.
d.
Tim Pengolah Data
Tim pengolah data adalah tim yang bertugas untuk mengolah data yang sudah masuk dalam
sistem tracer studi, dilakukan
setelah data terkumpul untuk mengangkat data dan mengolahnya menjadi informasi
yang bermakna.
3. Web Online
Tracer Study
Tracer Study di UPI telah berupaya untuk
mengintegrasikan IT dalam penjaringan data alumni, yaitu dengan dibuatkan Sistem Online Questionare yang berbasis
web. Instrumen di buat menggunakan software aplikasi Qtapi yang selanjutnya
ditampilkan dalam web dengan alamat http://alumni.upi.edu.
Gambar-3 : Web Tracer
Study
Pada
web tersebut ditampilkan pengantar
sekilas tracer study, yang meliputi konsep, tujuan diakadan tracer study dan
manfaat. Disajian juga surat terbuka dari Rektor UPI yakni ajakan untuk mengisi
kuesioner dalam tracer study. Selanjutnya klik ‘tracer study’. Petunjuk singkat
perihal teknis tracer studi, yatu : (1) Kunjungi website http://alumni.upi.edu, (2) Klik ‘Go Tracer
Study’ untuk memulai pengisian Kuesioner Online, masukkan PIN. UPI telah
mengirimkan PIN ke alamat email yang diisi pada saat pengisian data wisudawan. (3)
PIN juga dapat diperoleh dengan mengunjungi alamat
http://alumni.upi.edu/getpin. (4) Masukkan NIM dan tanggal lahir, lalu klik
‘get’, PIN Anda akan segera muncul. (5) Mohon
semua item dalam kuesioner diisi dengan lengkap. Berikut ini digambarkan
struktur pengakses data tracer study UPI.
Gambar-4 : Pengguna
Tracer Study
Web tracer
dikases oleh beberapa pihak terkait, yang paling utama oleh user, dalam
hal ini adalah alumni angkatan 2009-2012. Selain itu oleh developer yang
berperan sebagai administrator pengatur dan pemelihara sistem dan jaringan.
Supervisor adalah tim yang memonitor perkembangan tracer, termasuk pengolahan
data yang masuk untuk dianalisa lebih lanjut. Operator adalah petugas yang
mengirimkan data PIN dan mengingatkan
pada alumni melalui telpon tentang pengisian data tracerstudy. Stakeholder
adalah pengguna dan pihak yang berkepentingan dalam tracer, yaitu UPI sebagai
lembaga pelaksana tracer dan Dikti.
4. Pemantauan
Perkembangan Data
Selama proses penjaringan data melalui online
tracer, diperlukan pemantauan perkembangan data yang diberikan oleh alumni,
dalam arti perkembangan jumlah alumni yang telah melakukan pengisian data,
sehingga dapat dilihat setiap waktu. Untuk kepentingan hal tersebut, tim
pengembang membuat sebuah aplikasi berupa ‘executive
summary system’ dengan alamat http://alumni.upi.edu/?p=Tracer.
Dalam fasilitas ini terdapat pilihan fitur untuk melihat progress berdasarkan
kategori : (1) progress, (2) jenis kelamin, (3) tahun masuk, (4) tahun lulus,
(5) fakultas.
Gambar-5 : Web Kontrol
Gambar tersebut menunjukkan rekapitulasi sementara
data yang sudah mausk. Target alumni 2009-2012 sebanyak 28.000 alumni yang
sudah melakukan pengisian sebanyak 932 alumni dalam rentang waktu 3 minggu.
Dalam web tersebut juga dilengkapi dengan link web tracer pada web jejaring
sosial seperti Twitter dan Facebook sebagai upaya penjaringan
alumni.
Gambar-6:
Progress Per Fakultas
Data di atas menunjukkan perkembangan web alumni
yang telah mengisi Tracer Study berdasarkan kategori Fakultas. Dapat dilihat secara jelas jumlah alumni yang
telah mengisi data berdasarkan jurusan/program studi. Data ini sangat membantu
untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan pengisian data. Informasi ini juga
bermanfaat bagi pimpinan Fakultas/Prodi agar lebih menggiatkan alumninya dalam
pengisian tracer study.
D. Hasil Pelacakan
Lulusan (Tracer Study) UPI 2012
Tracer study yang dilakukan oleh UPI
belum sampai pada pengolahan data hingga dapat dikemukakan perolehan dan
prosentase setiap item dalam instrumen. Hal ini dikarenakan UPI baru kurang
dari satu bulan ini melakukan kegiatan pengembangan sistem dan pengambian data
pada alumni. Saat ini proses pengambilan data masih terus berlangsung. Namun
demikian, dapat digambarkan bahwa dalam waktu 2 minggu semenjak web online Tracer
Study di luncurkan, sudah 934 alumni yang telah mengisi kuesioner. Data
tersebut akan terus bertambah sampai masa berakhirnya pelaksanaan tracer study.
Data yang diperoleh selanjutnya akan diolah sebagai mana mestinya, menyajikan
hasilnya dalam berbagai forum dan berbagai kepentingan.
REFERENSI
Borg, W.R. & Gall, H. et al. (1989), Educational Research, New York:
Pitman Publishing.
Direktorat Akademik Universitas Pendidikan
Indonesia. (2011). Buku Wisudawan
2009-2012. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ditjen Dikti Kemdikbud. (2012). Panduan Penyusunan Proposal Program Hibah Tracer Study Tahun 2012.
Jakarta: Kemdikbud.
ILO. (2011). Child
Labour Impact Assessment Toolkit: Tracer Study Manual/International Labour
Office, International Programmeon the Elimination of Child Labour (IPEC) Geneva:
ILO, International Programme on the Elimination of Child Labour (IPEC)
Syafiq,
A. (2012). Ayo Partisipasi dalamTracer Study UI 2011.[Online].
Tersedia http://tracerstudy.ui.ac.id. [20Maret 2012].
Universitas Pendidikan Indonesia. (2010). Rentra UPI 2011-2015. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Kebijakan Umum dan Pedoman Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Tahun 2012. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
UPTLBK. (2012). Program
Unit Pelaksana Teknis Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.